Suasana duka menyelimuti Iran saat ribuan warga tumpah ruah ke jalan untuk menghadiri upacara pemakaman massal 60 korban serangan udara gabungan Israel dan Amerika Serikat. Prosesi yang berlangsung pada akhir pekan ini tidak hanya menjadi momen penghormatan terakhir, tetapi juga simbol perlawanan dan kemarahan nasional terhadap aksi militer yang dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan dan kemanusiaan.
Barisan peti mati berjajar di tengah alunan doa dan isak tangis keluarga, diselingi teriakan massa yang mengecam agresi asing. Banyak dari korban adalah warga sipil dan personel militer yang tewas dalam serangan yang menyasar fasilitas strategis di Teheran dan beberapa kota besar lainnya.
Pemimpin Tertinggi Iran dan para pejabat tinggi negara hadir dalam upacara ini, menyatakan solidaritas dan berjanji akan membalas serangan tersebut “pada waktu dan cara yang menentukan.” Spanduk anti-Amerika dan anti-Israel membanjiri prosesi, sementara suara kecaman menggema dari pelantang masjid hingga kerumunan warga.
Media pemerintah menyebut pemakaman ini sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan besarnya luka dan solidaritas nasional yang tengah bangkit. Sementara itu, dunia internasional menyerukan deeskalasi di tengah kekhawatiran bahwa ketegangan ini bisa menyulut konflik regional berskala besar.