JAKARTA, PACMANNEWS.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan penghentian perang antara Iran dan Israel yang belakangan melibatkan Amerika Serikat. PBNU mengutuk serangan Israel terhadap Iran dan mendorong seluruh pihak untuk menempuh jalur diplomasi demi menjaga perdamaian dan kemanusiaan global.
Sikap ini disampaikan PBNU dalam Surat Pernyataan resmi bernomor 4021/PB.03/A.II.07.68/99/06/2025 yang ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal H Saifullah Yusuf.
"Eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel atas Iran telah menimbulkan korban kemanusiaan yang besar dan berpotensi mengundang keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk negara-negara besar,” tulis pernyataan, dikutip Senin (23/6/2025).
PBNU mengakui hak Iran sebagai negara berdaulat untuk mempertahankan diri. Namun, PBNU juga prihatin atas jatuhnya korban sipil dan dampak global yang mungkin ditimbulkan.
PBNU meminta semua pihak mengupayakan penurunan eskalasi konflik serta mendesak dilakukan gencatan senjata secepat mungkin.
Selain itu, PBNU mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk mengambil langkah-langkah politik internasional guna mendorong penyelesaian damai, serta menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera bertindak sebagai otoritas pemelihara perdamaian global dalam menghadapi rangkaian konflik bersenjata yang terjadi di berbagai kawasan.
Kemudian, PBNU mengajak warga Nahdlatul Ulama, umat Islam, bangsa Indonesia, dan seluruh umat manusia dari berbagai agama dan bangsa untuk memperkuat doa demi keselamatan peradaban dan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan.
Sebelumnya diberitakan, Iran mempertimbangkan semua opsi untuk membalas serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklirnya. Pembalasan bukan hanya dengan kekuatan militer, tapi juga menutup pelayaran internasional.
Parlemen Iran, beberapa jam setelah serangan AS pada Minggu, telah menyetujui penutupan Selat Hormuz, meskipun pemerintah belum membuat keputusan akhir. Perairan tersebut menjadi rute pelayaran 25 persen distribusi minyak dunia.
"Semua opsi tersedia dan para pemimpin di semua tingkatan sedang mendiskusikan bentuk, cara, dan waktu pembalasan," kata seorang sumber pejabat Iran, kepada kantor berita RIA Novosti, Senin (23/6/2025).
Dia menegaskan, Iran tetap akan membalas serangan AS tanpa ada kekhawatiran dampaknya termasuk serangan berikutnya dari Washington.