Menhan AS: Misi Pesawat B-2 Serang Iran Terpanjang Kedua Setelah Perang Afghanistan

23 Jun 2025 | Penulis: mirna.id

Menhan AS: Misi Pesawat B-2 Serang Iran Terpanjang Kedua Setelah Perang Afghanistan

WASHINGTON, PACMANNEWS.COM – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, mengungkap bahwa misi serangan udara ke Iran yang dilakukan oleh pesawat pengebom siluman B-2 Spirit merupakan salah satu penerbangan tempur terpanjang dalam sejarah militer AS. 

Ia menyebut, misi tersebut hanya kalah dari operasi serupa saat awal invasi AS ke Afghanistan pada 2001.

"Penerbangan pesawat B-2 kali ini adalah yang terpanjang kedua setelah misi tahun 2001, yang memakan waktu sekitar 40 jam bolak-balik ke Asia Tengah," ujar Hegseth, dikutip Senin (23/6/2025). 

Ia menegaskan bahwa operasi ke Iran merupakan hasil perencanaan yang matang selama berbulan-bulan, termasuk penempatan pasukan dan logistik yang sangat kompleks.

Persiapan Panjang dan Keamanan Tinggi

Menhan Hegseth menekankan operasi ini melibatkan tingkat pengarahan dan keamanan operasional yang sangat tinggi. 

“Kami telah menyiapkan semua ini jauh sebelum Presiden AS memberi perintah resmi. Ketelitian adalah kunci keberhasilan operasi sebesar ini,” tuturnya.

Serangan ini bertujuan untuk membatasi kemampuan nuklir Iran dan menjadi sinyal bahwa AS masih memegang superioritas udara dalam konflik terbuka. Namun, serangan ini juga memicu reaksi keras dari Iran dan negara-negara lain yang khawatir akan eskalasi lebih luas di Timur Tengah.

Detail Operasi Midnight Hammer

Pentagon mengungkap bahwa serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir bawah tanah Iran -Natanz, Fordow, dan Isfahan- dilakukan dalam operasi bernama Midnight Hammer. Selain mengerahkan pesawat B-2 Spirit dari Pangkalan Udara Whiteman di Missouri, serangan ini juga melibatkan:

  • 125 pesawat tempur dan pendukung
  • 75 senjata berpemandu presisi
  • 14 bom penghancur bunker (Massive Ordnance Penetrator/MOP)
  • Rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS Dan Caine mengatakan, seluruh misi berlangsung lancar tanpa gangguan dari sistem pertahanan udara Iran. 

Ia menambahkan, meskipun dampak akhir dari serangan masih dalam tahap penilaian, ketiga target disebut mengalami “kerusakan sangat parah.”


Komentar