BTC Gagal Tahan US$ 100.000, Tapi Sinyal ke US$ 110.000 Masih Utuh

Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah level psikologis US$ 100.000. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan trader bahwa sentimen bearish akan semakin menguat. Namun menurut analis di media sosial X dengan nama akun ‘Digital Nomad Woman’, masih terlalu dini untuk panik.

Dalam hal ini, ia menilai bahwa justru zona US$ 99.000 yang saat ini sedang diuji adalah support kuat yang terbentuk dari area rejeksi sebelumnya.

Dalam update teknikal terbarunya pada 22 Juni 2025, Digital Nomad Woman menjelaskan bahwa US$ 99.000 bukan area yang mudah ditembus. BTC beberapa kali ditolak di sana sebelum akhirnya breakout, dan kini level itu justru berfungsi sebagai support signifikan.

“Saya tidak memperkirakan level ini akan jebol dalam satu dorongan saja. Ini masih range yang sangat bisa dimainkan,” ungkap Digital Nomad Woman.

Dia juga menyebut kemungkinan deviasi kecil ke bawah US$ 99.000 (bahkan hingga US$ 97.000) sebagai skenario yang sangat wajar, selama harga masih bertahan di atas US$ 97.900 dalam penutupan harian.

Baca Juga: Analis: Hati-Hati Jika Bitcoin Menyentuh Harga Ini!

Menurutnya, jika BTC berhasil menutup harian di atas US$ 101.000, potensi bounce ke US$ 104.000 – US$ 105.000 terbuka lebar. Skenario idealnya, setelah itu ada satu deviasi terakhir menuju area US$ 97.000, lalu barulah reli besar ke US$ 110.000 bisa dimulai.

“Satu hal yang pasti, yakni BTC menuju US$ 110.000. Ini hanya soal dari titik mana pergerakan itu dimulai,” ujarnya.

Di sini, analis tersebut menegaskan dua hal yang akan ia lakukan dalam kondisi pasar seperti sekarang. Kedua hal tersebut, yakni sinyal invalidasi akan penutupan harian di bawah US$ 97.900.

“Kedua, mulailah strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dengan cermat dan tunggu penutupan harian di atas level kunci sebelum masuk,” pungkas Digital Nomad Woman.

Sementara itu berdasarkan data terbaru dari Coingecko pada Senin (23/6/2025), Bitcoin telah berada di level US$ 100.733. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 1,8 persen dalam jangka waktu 24 jam terakhir.