PACMANNEWS.COM
Kabar duka datang dari keluarga besar jurnalis senior sekaligus pendiri Narasi, Najwa Shihab. Sang Suami, Ibrahim Sjarief Assegaf meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta.
Kabar ini tentu mengejutkan banyak pihak, meskipun dikenal publik sebagai pasangan dari figur ternama, Baim sapaan akrabnya memilih menjalani kehidupan yang jauh dari sorotan.
Kabar meninggalnya Ibrahim disampaikan secara resmi melalui akun Instagram Narasi, “Kami turut berbelasungkawa atas wafatnya Komisaris Utama Narasi dan Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf,” demikian pernyataan Narasi.
Sederet tokoh dan publik figur turut mengomnetari postingan Narasi
"Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji’ün. Allahummaghfir lahu warhamhu wa’ãfihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzuulahu wawassi’ madkhalahu waj’alil jannata matswãhu" tulis Gus Mus @s.kakung
"Lahul-Fatihah. Beliau orang baik" tulis Habib Jafar @husein_hadar dikolom komentar.
Almarhum disemayamkan di kediaman keluarga di Jl. Jeruk Purut No. 8–9, Cilandak Timur, Jakarta Selatan. Pembacaan tahlil akan dimulai malam ini. Sementara pemakaman rencana akan dimakamkan pada Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10.00 WIB di TPU Jeruk Purut.
Latar Belakang Kehidupan Ibrahim Sjarief Assegaf
Ibrahim Sjarief Assegaf lahir di Semarang pada tahun 1971. Ibrahim Sjarief Assegaf selain dikenal sebagai Komisaris Utama Narasi, Ia juga dikenal luas sebagai seorang profesional di bidang hukum tak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah hukum internasional.
Ibrahim menempuh pendidikan sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Setelah memperoleh gelar sarjana, Ibrahim tidak berhenti belajar. Ia melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, menjadi rekan peneliti tamu di Harvard Law School dari tahun 2002 hingga 2003 dalam Program Studi Hukum Asia Timur.
Tak berhenti di sana, pada tahun 2009 ia meraih gelar Master of Laws (LLM) dari University of Melbourne, Australia, dengan dukungan beasiswa dari Australian Development Scholarship.
Sebagai seorang pengacara, Ibrahim Sjarief Assegaf dikenal luas di Indonesia. Ia merupakan salah satu mitra di firma hukum ternama, Assegaf Hamzah & Partners (AHP).
Dalam waktu singkat, ia berhasil membangun reputasi sebagai pengacara berintegritas yang memiliki spesialisasi di bidang perbankan, restrukturisasi, dan kepailitan. Keahliannya terbukti ketika ia diminta untuk menangani berbagai kasus besar, baik bagi perusahaan nasional maupun internasional.
Di samping perannya di AHP, Ibrahim juga menjabat sebagai Direktur di PT Justika Siar Public, sebuah platform layanan hukum digital yang bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat terhadap informasi dan konsultasi hukum.
Cinta Tumbuh Dibangku Kuliah
Ibrahim Sjarief Assegaf menikah dengan Najwa Shihab pada tahun 1997. Saat itu Najwa masih duduk di semester 3 dan berusia 20 tahun. Ibrahim sendiri merupakan kakak tingkat Najwa saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Mereka juga pernah menjalani hubungan jarak jauh, karena Baim harus magang di luar negeri.
Dari pernikahan mereka, pasangan ini dikaruniai dua orang anak, Izzat Assegaf dan Namiyah Assegaf. Namun, kehidupan mereka tidak lepas dari kesedihan. Namiyah meninggal dunia beberapa jam setelah dilahirkan pada 2011.
Meskipun dikenal sebagai sosok yang terlibat dalam dunia publik, Ibrahim dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan cenderung menjaga privasinya.
Hal ini diungkapkan oleh Najwa dalam beberapa kesempatan, di mana ia menyatakan bahwa suaminya lebih memilih untuk tidak tampil di depan publik.
Dibeberapa kesempatan juga Najwa sering menyebut peran besar sang suami dalam mendukung karier jurnalismenya.
Dalam salah satu wawancaranya di kanal YouTube Ngobrol Asix, Nana sapaan akrab Najwa Shihab membeberkan peran Ibrahim yang selalu hadir mendukung dirinya, bahkan sejak awal karier sebagai reporter. '
Putri Quraish Shihab tersebut juga mengenang momen saat sang suami membawa anak mereka, Izzat, yang masih bayi ke lokasi liputan saat ia harus meliput isu-isu besar seperti terorisme dan bencana.
Kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf menjadi duka besar, tak hanya bagi keluarga, namun juga bagi dunia hukum dan media di Indonesia.