PACMANNEWS.COM
Kabar duka datang dari keluarga jurnalis senior Najwa Shihab. Dikabarkan, suami Najwa, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf tutup usia pada Selasa (20/5/2025) di RS PON, Jakarta.
Penyebab dari meninggal dunia Ibrahim Sjarief adalah pembuluh darah di otak yang pecah atau dalam bahasa medis disebut dengan stroke hemoragik.
Pembuluh darah pecah merupakan kondisi kesehatan serius yang dapat berujung pada komplikasi berat, seperti stroke hemoragik. Ada banyak penyebabnya. Berikut 8 penyebabnya.
Hipertensi sebagai pemicu utama
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, menduduki posisi teratas sebagai pemicu pecahnya pembuluh darah. Ketika tekanan dalam arteri terus-menerus tinggi, dinding pembuluh darah dapat melemah dan berisiko pecah.
Jika hipertensi tidak dikelola, risikonya tidak hanya terbatas pada pembuluh darah, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya, seperti jantung dan ginjal. Hal ini menunjukkan perlunya pengelolaan tekanan darah secara rutin dan efektif.
Sangat disarankan perubahan gaya hidup, termasuk diet sehat, olahraga teratur, dan penghindaran stres. Selain itu, pengawasan kesehatan yang rutin dan penggunaan obat antihipertensi sesuai resep adalah langkah-langkah penting dalam manajemen hipertensi.
Aneurisma
Aneurisma menjadi salah satu kondisi yang juga dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.
Aneurisma terjadi ketika dinding pembuluh darah melemah dan membesar, membentuk tonjolan yang berisiko pecah. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan hebat di otak.
Gejala aneurisma sering tidak terlihat hingga pecah, tetapi tanda-tanda awal seperti sakit kepala mendadak, penglihatan kabur, atau nyeri di area belakang mata perlu diwaspadai.
Deteksi dini aneurisma sangat penting untuk menghindari pecahnya. Metode pencitraan seperti CT scan atau MRI sering digunakan untuk mendiagnosis kondisi ini.
Hemofilia, Gangguan Pembekuan Darah
Gangguan pembekuan darah dapat meningkatkan risiko pendarahan di otak. Penderita hemofilia yang mengalami kesulitan dalam membeku, berisiko tinggi mengalami pendarahan, bahkan tanpa luka berat.
Obat pengencer darah, jika tidak digunakan dengan hati-hati, dapat menyebabkan pendarahan internal, termasuk di otak.
Konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dan pemantauan ketat terhadap penggunaan obat adalah kunci untuk mengelola risiko pendarahan.
Tumor Otak
Tumor otak dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan pecah. Beberapa jenis tumor seperti glioma atau meningioma dapat menekan pembuluh darah, meningkatkan risiko pecah.
Tumor yang tumbuh dapat menghancurkan dinding pembuluh atau memicu perdarahan. Setelah didiagnosis, pengobatan tumor harus dilakukan secepatnya untuk mencegah pecahnya pembuluh darah.
Kolesterol Tinggi dan Aterosklerosis
Kolesterol tinggi menjadi faktor risiko lain bagi kesehatan pembuluh darah. Penumpukan kolesterol dapat menyebabkan aterosklerosis, yang membuat arteri jadi kaku dan sempit.
Gejala awal bisa berupa nyeri dada atau sesak napas yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti.
Mengadopsi pola makan sehat, berolahraga teratur dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala membantu menjaga kadar kolesterol dalam batas normal.
Cedera Kepala Penyebab Pecahnya Pembuluh Darah
Cedera kepala sering dianggap sepele, tetapi dapat berpotensi fatal terkait dengan pembuluh darah. Cedera akibat benturan, jatuh, atau kecelakaan mobil dapat merobek pembuluh darah, khususnya pada individu yang lebih tua.
Semakin tua seseorang, semakin rentan mereka terhadap cedera yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah karena kesehatan pembuluh darah yang cenderung menurun.
Penting bagi individu untuk mengambil langkah pencegahan, seperti menggunakan helm saat bersepeda atau menghindari aktivitas berisiko tinggi demi mencegah cedera.
Kelainan Bawaan, Arteriovenous Malformation (AVM)
Arteriovenous malformation (AVM) adalah kelainan bawaan yang dapat menjadi penyebab pecahnya pembuluh darah. AVM terjadi akibat adanya koneksi abnormal antara arteri dan vena. Hal ini dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.
Skrining dan diagnosis awal dari AVM sangat penting untuk menentukan langkah pengobatan tepat. AVM dapat pecah tanpa gejala yang jelas, sehingga individu dengan riwayat keluarga harus waspada dan memeriksakan diri secara rutin.
Stres Kronis Berdampak Pada Kesehatan Pembuluh Darah
Stres kronis dapat memengaruhi kesehatan pembuluh darah secara signifikan. Stres dapat meningkatkan tekanan darah, yang berpotensi merusak dinding pembuluh darah seiring waktu.
Mempraktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, dan kegiatan fisik dapat membantu mengelola dampak stres terhadap kesehatan. Manajemen stres yang baik dapat mencegah hipertensi dan risiko lain yang terkait dengan pecahnya pembuluh darah.