PACMANNEWS.COM
Partai Nasdem mengingatkan penilaian menteri sebagai pembantu presiden mesti didasarkan pada kinerja, bukan manuver partai politik.
Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate sekaligus Sekretaris Jendral DPP Partai Nasdem saat dimintai tanggapan soal wacana reshuffle kabinet yang mencuat usai partainya mendeklrasikan Anies R. Baswedan sebagai bakal calon presiden.
Bisa Jadi Manuver Playing Victim
Kendati demikian Jokowi juga masih berhitung perihal momentum mendepak para kader Partai Nasdem dari kabinet. Pasalnya, Nasdem yang tidak ingin mundur secara sukarela dari kabinet bisa saja memainkan politik playing victim apabila didepak dari kabinet.
"Pada saat yang bersamaan, Nasdem juga bisa memanfaatkan reshuffle ini sebagai bentuk bukti bahwa Nasdem dizolimi dan dikriminalisasi hanya karena usung Anies di 2024," kata Adi.
"Nasdem bisa profiling sebagai partai yang dikeluarkan kabinet hanya karna mendukung Anies. Ini suatu hal yang bisa diolah untuk menjadi limpahan suara publik."
Terlepas dari taktik poltik playing victim semacam itu, Adi mengatakan kursi menteri memang merupakan sumber daya yang penting bagi sebuah partai. Hal ini tentu saja membuat Partai Nasdem tidak akan begitu saja meninggalkan pos menteri yang dimilikinya di kabinet.
"Kehilangan menteri pasti kehilangan kemewahan untuk mengakses jejaring kekuasaan ekonomi politik. Menjadi menteri itukan Nasdem bisa mengkapitalisasi kinerja menteri sebagai kinerja partai dan juga jaringan akses yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kalau menterinya diganti, saya kira itu akan hilang," kata Adi.