Langkah mematikan transponder ini tidak biasa, dan biasanya dikaitkan dengan misi strategis militer tingkat tinggi.
Arah ke Teluk Persia, Aceh Jadi Titik Strategis
Meski tidak disebutkan secara eksplisit bahwa kapal itu singgah di perairan Indonesia, analis maritim menilai perlintasan di sekitar Aceh menjadi jalur ideal menuju kawasan Samudra Hindia, sebelum kapal berbelok ke barat menuju Laut Arab dan akhirnya ke Teluk Persia.
Rute ini mempercepat pergerakan armada AS menuju Timur Tengah tanpa harus melewati Selat Malaka yang padat lalu lintas.
Pengamat pertahanan dari Universitas Syiah Kuala Rahmad Kurnia, menyatakan bahwa “perairan barat Aceh kerap dilalui kapal militer asing karena posisinya yang strategis, terbuka ke Samudra Hindia dan tidak jauh dari Laut Andaman.”
Misi AS untuk Hadapi Krisis Iran-Israel
Seorang pejabat pertahanan AS, seperti dikutip RIA Novosti pada Selasa (17/6), menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memerintahkan kelompok penyerang USS Nimitz berpindah ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat.
“Tujuannya adalah untuk mempertahankan postur pertahanan AS di Timur Tengah dan menjaga personel Amerika,” ungkapnya.
Selain kapal induk, AS juga memperkuat kehadiran militernya melalui pengerahan jet tempur F-16, F-22, dan F-35. Laporan Fox News menyebutkan bahwa masa tugas pasukan udara di wilayah itu pun diperpanjang.
Presiden AS Donald Trump menegaskan pada hari yang sama bahwa AS telah mencapai “kendali penuh dan total atas wilayah udara Iran,” meskipun Iran dikenal memiliki sistem pertahanan udara yang kuat.
Peran Indonesia dan Pengawasan Laut
Belum ada pernyataan resmi dari pihak TNI AL atau Kementerian Pertahanan RI mengenai keberadaan USS Nimitz di sekitar wilayah yurisdiksi Indonesia. Namun, pengamat menilai bahwa ketidakhadiran respons terbuka bisa disebabkan oleh posisi kapal yang melintas di perairan internasional, di luar batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Langkah USS Nimitz mematikan sistem pelacakan otomatis disebut sebagai prosedur standar dalam misi rahasia. Beberapa analis menyebutnya sebagai bagian dari “penghindaran identifikasi”, agar tidak terlacak oleh musuh saat menuju zona konflik.
Dunia Menanti Gerakan Selanjutnya
Kehadiran kapal induk AS di dekat wilayah Indonesia, khususnya Aceh, memberi sinyal kuat bahwa perairan Nusantara tetap menjadi jalur strategis dalam konstelasi militer global. Dengan ketegangan antara Iran dan Israel yang semakin memuncak, pergerakan USS Nimitz diprediksi akan berdampak besar terhadap situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah.