Selain Indonesia, Rangking Daya Saing Negara Ini Juga Anjlok

21 Jun 2025 | Penulis: hilmimedia

Selain Indonesia, Rangking Daya Saing Negara Ini Juga Anjlok

Jakarta - Bukan hanya Indonesia. Peringkat daya saing negara lain juga menurun drastis menurut laporan World Competitiveness Ranking (WCR) 2025.

Ranking Turki atau Türkiye anjlok persis seperti Indonesia. Peringkat Turki turun 13 jenjang dan kini menempati posisi ke-66 dari 69 negara. Penurunan ini menjadikan Turki sebagai salah satu negara dengan kinerja daya saing terendah dalam kelompok yang dievaluasi tahun ini.

Institute of Management Development (IMD) yang menyusun laporan tahunan WCR 2025 menjelaskan, penurunan peringkat Turki dipengaruhi oleh memburuknya kondisi ekonomi domestik, terutama akibat krisis mata uang yang berkepanjangan dan tekanan terhadap sistem keuangan nasional. Ketidakstabilan nilai tukar dan tingginya inflasi turut mempengaruhi persepsi pelaku ekonomi terhadap keberlanjutan kebijakan ekonomi makro negara tersebut.

Selain Indonesia dan Turki, beberapa negara lain juga mencatat penurunan signifikan, di antaranya Polandia, Korea Selatan, dan Belgia. Penurunan ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi global dan tantangan domestik tidak hanya memengaruhi negara berkembang, tetapi juga negara-negara dengan ekonomi mapan.

Berikut adalah daftar negara dengan penurunan peringkat daya saing terbesar dalam WCR 2025:

1. Indonesia, turun 13 peringkat, dari posisi 27 ke 40

2. Turki,  turun 13 peringkat, dari posisi 53 ke 66

3. Polandia, turun 11 peringkat, dari posisi 41 ke 52

4. Korea Selatan, turun 7 peringkat, dari posisi 20 ke 27

5. Belgia, turun 6 peringkat. Dari peringkat 18 ke 24

Di kawasan ASEAN, peringkat Thailand dan Singapura juga menurun masing-masing lima dan satu jenjang. Sebaliknya, Malaysia dan Filipina mencatat peningkatan masing-masing 11 dan satu peringkat, yang banyak dikaitkan dengan keberhasilan mendorong digitalisasi industri dan reformasi sektor investasi.

Penilaian IMD terhadap daya saing negara-negara tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan 262 indikator yang terdiri atas 170 data statistik kuantitatif dan 92 indikator berbasis survei terhadap lebih dari 6.000 eksekutif dari masing-masing negara. Penilaian dibagi ke dalam empat kategori yakni kinerja ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi dunia usaha dan infrastruktur.


Komentar