Sejumlah Buruh Mulai Padati DPR dan Monas Untuk Memperingati Hari Buruh May Day 2025

21 Jun 2025 | Penulis: dianwordsmith

Sejumlah Buruh Mulai Padati DPR dan Monas Untuk Memperingati Hari Buruh May Day 2025

PACMANNEWS.COM
Ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja memadati kawasan Monumen Nasional (Monas) dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025. Para buruh ini datang untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka di hadapan pemerintah. Dalam kerumunan yang didominasi oleh kaum wanita ini, terlihat berbagai elemen buruh yang terdiri dari Pekerja Rumah Tangga, Aliansi Perempuan Indonesia, serta serikat-serikat pekerja lainnya.

Mobilisasi buruh menuju Jakarta berlangsung secara masif. Ribuan buruh datang dari berbagai daerah, termasuk dari Bekasi, Bogor, dan Tangerang, dengan menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari bus, sepeda motor, hingga ada pula yang datang dengan berjalan kaki. Kesadaran akan hak-hak pekerja dan kebutuhan untuk memperjuangkan kesejahteraan hidup mendorong mereka untuk turun ke jalan, guna menunjukkan solidaritas dalam memperingati hari penting ini.

Peserta aksi membawa berbagai atribut yang mencerminkan identitas masing-masing serikat, serta kaus bertuliskan "May Day 2025". Dalam suasana yang meriah, mereka bersatu untuk menyampaikan enam aspirasi utama, termasuk permintaan untuk disahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pokok Ketenagakerjaan dan penetapan upah layak nasional. Momen ini menjadi kesempatan bagi buruh untuk berharap bahwa suara mereka akan didengar oleh pemangku kepentingan.

Pengamanan yang Ketat di Lokasi Aksi
Mengantisipasi kerumunan massa yang cukup besar, Polda Metro Jaya menyiapkan sebanyak 13.252 personel gabungan, yang terdiri dari 9.591 anggota Polri, 3.385 personel TNI, dan 276 petugas pemerintahan daerah. Dengan jumlah personel yang signifikan, pihak keamanan bertujuan untuk menjaga ketertiban dan menghindari potensi kericuhan selama aksi berlangsung.

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro, mengawasi langsung proses pengamanan di lokasi. Ia menegaskan pentingnya menjaga kondisi agar para buruh dapat menyampaikan aspirasinya secara tertib dan damai. Penegakan keamanan menjadi salah satu fokus utama, mengingat setiap peristiwa yang terjadi di Jakarta selalu menjadi perhatian publik, baik nasional maupun internasional.

Selama aksi berlangsung, pihak kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas di sekitar kawasan Monas dan DPR. Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Komarudin, menyatakan bahwa tidak ada penutupan jalan yang dilakukan, namun demikian, mereka mempersiapkan pengalihan arus lalu lintas yang bersifat situasional. Hal ini bertujuan agar kegiatan aksi buruh dapat berlangsung tanpa mengganggu aktivitas masyarakat yang lain.

Aksi Massa di Monas dan Gedung DPR
Ribuan buruh tiba di Jakarta dengan mengikuti rute yang telah disepakati. Banyak dari mereka memulai perjalanan sejak pagi untuk memastikan bisa tiba tepat waktu. Dari Monas, beberapa kelompok buruh melanjutkan aksinya ke Gedung DPR, di mana mereka berencana untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada perwakilan pemerintah.

Atribut yang digunakan oleh para buruh beragam, dengan banyak di antaranya mengenakan kaus putih bertuliskan "May Day 2025". Keberagaman atribut ini menandakan solidaritas antar serikat dan komunitas pekerja. Suasana meriah ini mencerminkan semangat juang para buruh yang penuh harapan akan perbaikan nasib mereka lewat dialog yang akan dilakukan dengan pemerintah.

Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam acara tersebut memberikan harapan baru bagi para buruh. Banyak dari mereka berkeyakinan bahwa dialog langsung dengan kepala negara dapat menjadi peluang untuk menyampaikan permasalahan mereka secara langsung. Mereka berharap presiden dapat mendengarkan dan menanggapi tuntutan yang disampaikan, sehingga kebijakan pemerintah lebih berpihak kepada kepentingan pekerja.

Aspirasi yang Disampaikan dalam Aksi
Salah satu aspirasi yang paling menjadi perhatian adalah permintaan untuk disahkannya RUU Ketenagakerjaan. Para buruh berharap RUU ini akan membawa perubahan positif dalam regulasi ketenagakerjaan di Indonesia, termasuk perlindungan hukum yang lebih baik bagi pekerja, serta peningkatan kondisi kerja yang layak.

Penetapan upah layak nasional juga menjadi salah satu tuntutan utama. Para buruh menginginkan adanya kebijakan yang menjamin bahwa setiap pekerja menerima upah yang sesuai dengan kebutuhan hidup layak. Mereka meyakini bahwa dengan adanya upah yang cukup, kualitas hidup pekerja dan keluarga mereka akan meningkat.

Sementara itu, para buruh juga menuntut tindakan tegas terhadap praktik korupsi yang merugikan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mereka menekankan bahwa tindakan korupsi akan merugikan berbagai sektor, termasuk sektor ketenagakerjaan. Dalam aksi ini, seruan untuk menegakkan hukum dan transparansi menjadi salah satu fokus utama yang harus ditanggapi oleh pemerintah.

Dengan demikian, peringatan Hari Buruh Internasional 2025 di Jakarta tidak hanya sekadar menjadi ajang untuk merayakan, tetapi juga sebagai platform bagi buruh untuk mengekspresikan harapan dan tuntutan mereka demi masa depan yang lebih baik.

 


Komentar