JAKARTA – PSIM Yogyakarta memasuki era baru dengan menunjuk pelatih asal Belanda, Jean-Paul van Gastel, sebagai nahkoda tim untuk kompetisi Liga 1 musim 2025/2026.
Van Gastel bukan sosok asing di pentas Eropa—ia pernah menjadi tangan kanan pelatih-pelatih top seperti Ronald Koeman, Fred Rutten, dan Giovanni van Bronckhorst.
Rekam jejaknya yang panjang di level tertinggi Eropa diyakini akan menjadi fondasi kuat bagi Laskar Mataram dalam menghadapi tantangan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Tak hanya pengalaman sebagai asisten, Van Gastel juga sukses mencetak sejarah saat membawa NAC Breda promosi ke Eredivisie.
Manajer PSIM, Razzi Taruna, menyebut bahwa keputusan menggaet Van Gastel bukanlah tanpa pertimbangan mendalam.
“Dia sempat jadi asistennya Ronald Koeman, Fred Rutten dan Giovanni van Bronckhorst di divisi 1 Belanda,” kata Razzi seperti dikutip dari situs resmi klub, Selasa (17/6/2025).
Profil Van Gastel: Dari Rotterdam ke Yogyakarta
Jean-Paul van Gastel mengawali karier kepelatihan profesionalnya pada 2011 dan menghabiskan hampir satu dekade bersama Feyenoord sebagai asisten.
Di klub Rotterdam itu, ia membantu Van Bronckhorst meraih tiga gelar domestik penting, termasuk trofi Liga Belanda dan dua Piala KNVB
Kiprah Van Gastel terus menanjak. Ia sempat dipercaya melatih NAC Breda dan membawa klub tersebut promosi ke Eredivisie, pencapaian yang memperkuat reputasinya sebagai pelatih yang andal membangun tim dari dasar.
Terakhir, Van Gastel bekerja sebagai asisten pelatih Giovanni van Bronckhorst di Besiktas pada musim panas 2024.
Selama periode itu, ia turut membawa klub asal Turki itu menjuarai Piala Super Turki, sebuah catatan manis sebelum berlabuh ke Indonesia.
Negosiasi Alot dan Visi Masa Depan
Mendatangkan sosok berpengalaman sekelas Van Gastel tentu bukan perkara mudah. Razzi mengungkapkan bahwa negosiasi berlangsung cukup panjang.
Namun, kesepakatan akhirnya terwujud karena sang pelatih terpikat dengan arah pembangunan tim yang ditawarkan manajemen.
“Beliau sangat percaya dengan proyek ini. Ini yang paling penting,” ucap Razzi dengan penuh keyakinan.
PSIM menegaskan bahwa pada musim debut di Liga 1, stabilitas tim menjadi target utama.
“Untuk target, pastinya seperti yang selalu kita sampaikan, bahwa untuk musim pertama ini, PSIM mengincar stabilitas. Artinya, kita mau bertahan dengan nyaman, tidak mau setiap minggunya berada di zona degradasi,” tegasnya.
Optimisme Baru di Stadion Mandala Krida
Dengan komposisi pemain yang akan diperkuat, serta pendekatan pelatihan Eropa yang dibawa Van Gastel, PSIM Yogyakarta kini memiliki amunisi segar untuk tampil kompetitif di Liga 1.
Kehadiran pelatih berusia 53 tahun itu sekaligus menjadi sinyal keseriusan klub dalam menatap masa depan yang lebih cerah.
Di tengah persaingan sengit Liga 1, keputusan berani PSIM untuk merekrut pelatih berkaliber internasional ini bisa menjadi game-changer—bukan hanya bagi tim, tapi juga bagi dinamika sepak bola nasional.