JAKARTA – Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyatakan Iran siap memfasilitasi evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang ingin keluar dari Iran di tengah konflik bersenjata dengan Israel yang pecah sejak 13 Juni 2025. Ketegangan ini memicu kekhawatiran global, termasuk terhadap keselamatan ratusan WNI di wilayah terdampak.
Komitmen Iran Lindungi WNI
Dalam pernyataannya, Boroujerdi menegaskan, Kami akan memfasilitasi WNI yang ingin meninggalkan Iran di tengah konflik dengan Israel. Upaya ini merupakan bagian dari kerja sama erat antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Pemerintah Iran untuk memastikan keselamatan 386 WNI yang tersebar di 11 kota di Iran. Sementara itu, 194 WNI lainnya berada di Israel, yang juga terdampak konflik ini.
Konflik Iran-Israel yang memasuki hari ketujuh ini dipicu oleh serangan udara Israel bertajuk Operasi Rising Lion pada 13 Juni 2025, yang menargetkan fasilitas nuklir, militer, hingga kawasan permukiman di Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone ke Israel, meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Hingga kini, korban jiwa di Iran telah mencapai 224 orang, mayoritas warga sipil, sementara Israel melaporkan 24 korban sipil dan evakuasi hampir 3.000 orang akibat kerusakan infrastruktur.
Langkah Cepat Indonesia
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menaikkan status Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran menjadi Siaga I seiring memanasnya situasi. Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan rencana evakuasi darurat untuk memindahkan WNI ke wilayah yang lebih aman. Kami terus berkoordinasi dengan otoritas Iran untuk memastikan keselamatan WNI, ujar juru bicara Kemenlu, menegaskan komitmen pemerintah dalam melindungi warganya di tengah krisis.
Situasi di lapangan semakin sulit dengan penutupan jalur udara akibat konflik. Ribuan jemaah haji Iran yang terjebak di Arab Saudi terpaksa pulang melalui jalur darat via Irak. Kondisi ini juga memengaruhi rencana evakuasi WNI, yang kemungkinan akan dilakukan melalui jalur darat menuju wilayah yang lebih aman, seperti Turki atau Oman, yang telah menawarkan mediasi untuk meredakan konflik.
Dampak Global dan Ekonomi
Eskalasi konflik ini tidak hanya berdampak pada keamanan, tetapi juga mengguncang perekonomian global. Harga minyak mentah dunia melonjak 7 persen sejak serangan dimulai, memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan energi dari Timur Tengah, yang menyumbang sepertiga pasokan minyak global. Di Indonesia, nilai tukar rupiah melemah akibat sentimen perang, dengan indeks dolar AS naik dari 98,20 ke 98,77 dalam beberapa hari.
Konflik ini, meski jauh dari Indonesia, memiliki dampak ekonomi signifikan bagi kita sebagai negara pengimpor energi, ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dalam pertemuan di Antalya, Turki, pada April lalu.
Seruan Perdamaian dan Harapan
Di tengah situasi yang kian tegang, sejumlah negara, termasuk China dan Turki, mendesak Iran dan Israel untuk menahan diri dan mencegah konflik meluas. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan menawarkan peran sebagai fasilitator perdamaian. Namun, pernyataan keras dari Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Atas nama Haidar yang mulia, pertempuran dimulai, menunjukkan bahwa Teheran belum bersedia meredakan ketegangan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memperingatkan warga untuk segera meninggalkan Teheran, memicu eksodus besar-besaran yang menyebabkan kemacetan parah di ibu kota Iran. AS juga dilaporkan tengah mempertimbangkan dukungan militer untuk Israel, termasuk penggunaan bom penghancur bunker terhadap fasilitas nuklir Iran.
Bagi WNI yang masih berada di Iran dan Israel, KBRI Teheran dan KBRI Amman terus memantau situasi dan menyediakan saluran komunikasi darurat. Pemerintah Indonesia juga mengimbau WNI untuk tetap tenang, mengikuti perkembangan situasi, dan segera menghubungi perwakilan diplomatik terdekat.
Konflik ini menjadi pengingat akan rapuhnya stabilitas di Timur Tengah dan dampaknya yang meluas hingga ke Indonesia.
Dengan komitmen Iran untuk membantu evakuasi dan kerja keras diplomasi Indonesia, harapan kini tertuju pada keselamatan WNI dan meredanya ketegangan di kawasan