Bank Dunia Gelontorkan Rp 34 Triliun ke Indonesia. Proyek Apa yang Kecipratan?

21 Jun 2025 | Penulis: adrianajurnal

Bank Dunia Gelontorkan Rp 34 Triliun ke Indonesia. Proyek Apa yang Kecipratan?

Jakarta - Bank Dunia menyetujui dua investasi besar dengan total paket pembiayaan campuran senilai USD 2,128 Miliar atau Rp 34 triliun untuk menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan akses terhadap energi bersih di seluruh Indonesia. Kedua proyek ini menjadi langkah awal dukungan Bank Dunia terhadap target ambisius Pemerintah Indonesia yang baru, yaitu mencapai status negara berpendapatan tinggi pada 2045.

Investasi pertama berupa program reformasi kebijakan senilai USD 1,5 miliar yang dinamakan Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan. Program ini bertujuan memperkuat sektor keuangan Indonesia melalui peningkatan penggunaan layanan keuangan digital, penghapusan hambatan dalam infrastruktur kredit, pengembangan pasar modal, serta penyesuaian terhadap risiko iklim dan bencana alam.

Selain itu, program ini akan mempermudah pengadaan teknologi energi terbarukan dengan mengurangi syarat konten lokal; menyesuaikan kebijakan kawasan industri dengan standar lingkungan dan iklim internasional; serta menerapkan mekanisme pengambilan nilai tanah (land value capture) untuk menarik investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur.

Sebagai pelengkap reformasi kebijakan tersebut, proyek kedua berupa program pembiayaan campuran Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2). Proyek ini ditujukan untuk memperluas akses energi bagi 3,5 juta orang dan membangun kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dan angin sebesar 540 MW. Targetnya adalah menurunkan biaya pembangkitan listrik minimal 8 persen dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 10 persen di wilayah Kalimantan dan Sumatra.

Pendanaan proyek ini berasal dari kombinasi pembiayaan. Pinjaman IBRD sebesar USD 600 juta, hibah sebesar USD 12 juta dari IBRD Surplus-Funded Livable Planet Fund, dan tambahan hibah USD 16 juta dari mitra dalam inisiatif Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI). Pembiayaan juga termasuk dari hibah USD 6 juta dari Inggris melalui program Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) dan USD 10 juta dari Green Climate Fund SRMI-2.

Program ini juga menjadi proyek pertama yang menggunakan skema produk pinjaman bertingkat (step-up loan) dari Bank Dunia, yang memberikan suku bunga rendah selama sembilan tahun dan insentif untuk menarik investasi swasta. Skema ini menawarkan bunga lebih rendah selama pelaksanaan proyek dan potensi penurunan biaya pinjaman jika dilakukan pembiayaan ulang setelah proyek selesai. Pendekatan ini sejalan dengan strategi Bank Dunia yang disebut Originate to Distribute.

“Reformasi dan investasi melalui pembiayaan campuran senilai lebih dari USD 2 miliar ini akan mendukung prioritas utama pemerintah dan membantu pencapaian tujuan Bank Dunia dalam menciptakan lapangan kerja serta memperluas akses energi di salah satu ekonomi terbesar dan paling dinamis di dunia,” kata Manuela V. Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik dilansir dari laman resmi World Bank.

Melalui instrumen pembiayaan campuran, Bank Dunia dan para mitra juga akan mendorong investasi swasta tambahan sebesar USD 345 juta untuk proyek energi surya dan angin, sebagai bagian dari program energi regional yang bertujuan membangun jaringan listrik nasional dan kawasan yang tangguh dan saling terhubung.

Melalui Proyek ISLE-2, Bank Dunia terus membantu Indonesia dalam mewujudkan akses listrik universal dengan cara yang paling efisien dari sisi biaya. Dengan lebih dari 3,5 juta orang yang mendapatkan akses listrik, proyek ini diperkirakan akan meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan lapangan kerja yang lebih dan lebih baik termasuk dengan mendukung elektrifikasi usaha-usaha yang dipimpin perempuan,” ujar Carolyn Turk, Direktur Wilayah Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, 16 Juni 2025. 


Komentar