Namun, tidak semua hotel menerapkan kebijakan serupa. Beberapa menggunakan window restrictors untuk membuka jendela hanya beberapa sentimeter. Ada pula hotel yang mengizinkan jendela dibuka dengan syarat penandatanganan surat pernyataan. Alternatif terbaik bagi tamu yang menginginkan udara segar adalah memilih kamar dengan balkon atau pintu geser.
JAKARTA – Meski banyak tamu menginginkan jendela kamar hotel yang bisa dibuka untuk menghirup udara segar, kenyataannya sebagian besar hotel memilih menyegel jendela rapat-rapat. Kebijakan ini diterapkan demi alasan keamanan, kenyamanan, serta efisiensi operasional.
Dilansir dari Mental Floss, risiko hukum menjadi pertimbangan utama. Jendela yang dapat dibuka, terutama di lantai atas, dapat memicu insiden fatal seperti kecelakaan akibat mabuk, kelalaian anak-anak, hingga aksi bunuh diri. Studi Social Science and Medicine tahun 2008 mencatat bahwa wisatawan di Las Vegas memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi melakukan bunuh diri dibandingkan destinasi lain.
Insiden nyata pun pernah terjadi, seperti kasus tahun 2015 di Los Angeles saat seorang wanita jatuh dari lantai 11 dan menimpa seorang pria, yang kemudian menggugat pihak hotel.
Selain faktor keamanan, jendela tetap juga mengurangi risiko pembobolan dari luar, terutama untuk kamar di lantai bawah. Dari sisi operasional, jendela yang tertutup rapat membantu pengaturan suhu ruangan tetap efisien, mengurangi beban listrik dari penggunaan AC dan pemanas.