PACMANNEWS.COM Sragen - Istri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda mengingatkan tentang pentingnya mengutamakan sanitasi yang baik untuk mencegah stunting. Salah satu yang bisa diutamakan dalam meningkatkan sanitasi di lingkungan rumah tangga adalah selalu mengkonsumsi air bersih.
Selvi meminta masyawakat lebih waspada dengan kondisi sanitasi. "Sanitasi yang buruk akan membawa risiko kesehatan bagi manusia. Terlebih lagi bagi anak-anak, baik dari bakteri atau virus karena tubuhnya belum kuat sehingga bisa mengakibatkan stunting. Jadi fokus kita mencegahnya,” kata Selvi dalam peresmian Sumur di Kabupaten Sragen pada Selasa 17 Juni 2025.
Sebelumnya, Selvi Ananda meresmikan sumur bor yang pembangunannya diinisiasi oleh organisasi Solidaritas Perempuan Indonesia (Seruni) Kabinet Merah Putih dibantu sejumlah kementerian, Selasa, 17 Juni 2025. Sumur sedalam 70 meter itu berlokasi di Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Pembina Seruni Kabinet Merah Putih itu berharap sumur tersebut bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Bantuan itu diharapkan juga bisa menekan kasus stunting. ”Kami berikan bantuan terkait kualitas air di Kabupaten Sragen. Ibu-ibu di sini wanita hebat. Tidak hanya mengurus anak, mengurus keuangan keluarga, shopping. Sampai sumur saja dikerjain. Itu bukti perempuan itu multitalenta,” ujar Selvi dalam sambutannya.
Selvi mengatakan bantuan air merupakan elemen yang penting bagi kehidupan. Dengan bantuan itu, dia berharap tidak terjadi lagi masalah kekeringan di wilayah yang menjadi sasaran bantuan di Kabupaten Sragen. Sanitasi baik, kata Selvi, menjadi salah satu faktor untuk menumbuhkan generasi unggul. ”Saya apresiasi kerja keras ibu-ibu seruni yang programnya langsung menyentuh masyarakat. Semoga bantuan ini berguna jangka panjang,” kata Selvi.
Ketua Bidang 4 Seruni Kabinet Merah Putih Sri Suparni Bahlil Lahadalia mengatakan program bantuan sumur bor di Desa Juwok sebagai upaya kolaboratif lintas kementerian dan lembaga untuk mengatasi krisis air. Dia menerangkan program ini bertujuan memastikan warga Desa Juwok mendapatkan akses air bersih yang layak. “Kondisi geografis wilayah yang selama ini menyulitkan mereka memperoleh sumber air. Sekarang kami permudah mendapatkan air bersih untuk kebaikan generasi," katanya.
Di sisi lain, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menggalakkan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai upaya mengatasi masalah stunting. Program dilaksanakan secara gotong royong melibatkan pelbagai elemen masyarakat untuk mengatasi masalah gagal tumbuh kembang tersebut, terutama pada anak-anak usia dini.
Penasehat DWP Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Uni Kuslantasi mengatakan Program Genting melibatkan peran aktif berbagai pihak, di antaranya perusahaan, lembaga, hiingga perorangan atau pribadi, sebagai orang tua asuh yang memberikan dukungan nutrisi dan non-nutrisi kepada keluarga berisiko stunting. "Ada empat menu (bantuan) yang bisa dilakukan oleh orang tua asuh untuk mendukung anak asuhnya," ujar Uni saat hadir di acara edukasi untuk Program Genting di Puskesmas Sragen, Jawa Tengah, Senin, 16 Juni 2025.
Uni menyebutkan empat hal itu meliputi sanitasi, air bersih, makanan bergizi, dan edukasi. Uni mengatakan stunting artinya anak mengalami tumbuh kembang yang lambat. Bila anak terkena stunting, jadi sangat ditakutkan adalah penyerapan otak anak yang nanti kurang cepat sehingga jadi lambat berpikirnya. "Pertumbuhan jadi tidak maksimal. Nanti tidak bisa lebih maju, lebih cepat sehingga jadi anak cerdas,” katanya.
Uni menambahkan anak stunting bukan hanya karena kurang gizi tetapi juga air bersih yang kurang memadai. “Dalam hal ini, stunting tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah pada 1.000 hari pertama kehidupan. Asupan gizi harus lebih bagus dan lebih seimbang,” katanya.
Terkait hal ini, dibutuhkan gerakan orang tua asuh untuk memberikan bantuan kepada anak asuh seperti halnya yang pada hari ini dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI). “Angka stunting di Kabupaten Sragen masih mencapai 15 persen, harapannya dengan adanya upaya ini bisa menekan angka tersebut,” katanya.