Rudal Balistik Paling Berbahaya di Dunia Saat Ini

20 Jun 2025 | Penulis: aininews

Rudal Balistik Paling Berbahaya di Dunia Saat Ini

Jakarta - Iran menyatakan telah menembakkan rudal hipersonik bernama Fattah-1 ke arah Israel dalam serangan yang terjadi pada Rabu malam, 18 Juni 2025. Fattah-1 merupakan rudal balistik hipersonik jarak menengah pertama yang dikembangkan oleh Korps Garda Revolusi Islam. Dengan kemampuan melesat lebih dari lima kali kecepatan suara dan bermanuver di udara, rudal ini sangat sulit dideteksi maupun dicegat oleh sistem radar dan pertahanan udara.

Rudal hipersonik kini dianggap sebagai senjata paling mematikan di dunia. Selain mampu melaju hingga kecepatan Mach 10 atau sepuluh kali lebih cepat dari suara, rudal ini juga memiliki kemampuan manuver yang sangat tinggi. Menurut laporan lembaga riset pertahanan asal Inggris, Royal United Services Institute (RUSI), yang dirilis pada 2021, senjata hipersonik dipandang sebagai terobosan paling besar dalam teknologi rudal sejak kemunculan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa senjata ini dapat mengganggu keseimbangan strategi pertahanan nuklir dan mengancam stabilitas global di pertengahan dekade 2020-an. Rudal balistik yang sudah ada memang bisa mencapai kecepatan lebih tinggi, hingga Mach 20, karena terbang di ketinggian atmosfer luar yang memiliki gaya gesek sangat rendah. Namun, untuk mencapai kecepatan tersebut, rudal harus menempuh lintasan melengkung yang membuatnya lebih mudah terdeteksi dan dijatuhkan.

Sebaliknya, rudal hipersonik generasi terbaru mampu terbang lebih rendah, di bawah ketinggian 60 ribu kaki. Berkat kemajuan teknologi mesin dan desain aerodinamisnya, rudal jenis ini bisa bermanuver dan mengubah arah saat terbang, sehingga dapat menghindari sistem pertahanan rudal lawan. Tak heran jika sejumlah analis militer menyebutnya sebagai senjata yang sulit dihentikan.

Berikut ini keenam rudal hipersonik yang sudah ada tersebut, tiga dari Rusia dan tiga lainnya dari Cina. Kedua negara tersebut tengah mendominasi perlombaan senjata hipersonik di muka Bumi.

1. Kh-47M2 Kinzhal - Rusia

Kinzhal merupakan versi modifikasi dari rudal balistik Iskander milik Rusia yang awalnya diluncurkan dari darat. Kinzhal dibekali sistem panduan dan desain aerodinamis yang ditingkatkan, membuatnya mampu bermanuver lebih baik.

Perubahan pada bagian ekor dan sirip rudal ini memungkinkannya menghindari sistem pertahanan udara, termasuk rudal Patriot buatan AS. Kinzhal dapat melaju hampir Mach 5 dan membawa hulu ledak konvensional seberat 550 kg atau nuklir hingga 500 kiloton.

Rusia tampaknya ingin mempertontonkan kekuatan rudal ini dengan sering meluncurkannya ke Ukraina, meskipun hanya menggunakan hulu ledak konvensional. Namun, efektivitasnya dipertanyakan setelah sistem rudal Patriot berhasil mencegat Kinzhal pada Mei 2023, dan Ukraina mengklaim telah menembak jatuh beberapa unit lainnya. Sejumlah analis pertahanan pun menyebut rudal ini sebagai "quasi-ballistic" karena diduga tidak memiliki kemampuan manuver setinggi yang diklaim Rusia.

2. 3M22 Zircon - Rusia

Zircon (atau Tsirkon) menjadi rudal hipersonik pertama Rusia yang sepenuhnya menggunakan sistem propulsi sendiri. Tidak seperti Kinzhal yang bergantung pada rudal konvensional, Zircon dilengkapi mesin scramjet berbahan bakar udara, serupa mesin jet, yang mampu menyerap dan memampatkan oksigen untuk menghasilkan dorongan. Rudal ini dapat mencapai kecepatan Mach 9.

Zircon dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir, dengan jangkauan dan kemampuan manuver lebih unggul dibandingkan rudal konvensional jarak pendek. Rusia menyebut rudal ini bisa diluncurkan dari kapal perang, kapal selam, dan dalam tahap pengembangan untuk peluncuran dari daratan. Meski beberapa perwira Rusia mengklaim sudah menguji dan memproduksinya, rudal ini belum resmi dioperasikan.


Komentar