Ekonom dan pendukung emas, Peter Schiff, menyoroti kekuatan luar biasa pasar emas dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X pada Kamis (20/03). Ia menyatakan bahwa saat ini merupakan pasar bull emas terkuat dalam sejarah, meskipun sentimen investor sangat lemah.
Meskipun harga emas telah melampaui US$3.000 per ons, Schiff mencatat skeptisisme investor yang menyebabkan penurunan yang tidak terduga pada saham pertambangan emas.
“Harga emas di atas US$3.000 per ounce, dan penurunan US$15 pagi ini tidak signifikan. Saham tambang emas seharusnya naik, tapi investor cemas tetap menjualnya. Ini adalah pasar bull emas terkuat, namun dengan sentimen terlemah,” ujar Schiff dalam unggahannya di X.
Schiff juga membahas ketahanan emas di tengah kekuatan dolar AS dan perkirakan pelemahan dolar akan berlanjut. Ia menekankan selama harga emas tetap dekat US$3.000, saham pertambangan emas seharusnya dapat mengungguli ekspektasi laba Wall Street.
“Tidak masuk akal jika saham tambang emas turun hanya karena harga emas sedikit turun. Saham tambang emas tetap murah meski harga emas turun hingga US$2.000, dan seharusnya melampaui perkiraan laba Wall Street jika harga emas sekitar US$3.000,” ujarnya.
Schiff menganalisis lanskap keuangan yang lebih luas, berpendapat bahwa metrik pasar saham tradisional tidak memperhitungkan inflasi dengan benar. Menurut Schiff, ketika diukur terhadap emas, kinerja pasar saham jauh lebih lemah daripada yang terlihat dalam istilah dolar.