Kementerian Keuangan mengungkapkan investor asing telah menjual bersih obligasi pemerintah Indonesia senilai US$221 juta bulan ini, membuatnya mengalami arus keluar (outflow) pertama sejak 5 bulan. Pada tahun ini saja, dana asing telah menarik sekitar US$3 miliar dari pasar saham Indonesia.
Imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun telah turun lebih dari sembilan basis poin selama periode yang sama. Hal tersebut terjadi sejak 5 bulan usai ekonomi mengalami ketidakpastian dan membebani aset negara, khususnya rupiah yang turun 4% menjadi lebih dari Rp17.000 per dolar AS tahun ini.
“Sentimen eksternal yang ditambah dengan risiko domestik, yaitu faktor rupiah, menjadi pukulan ganda bagi investor,” kata Analis Pendapatan Tetap PT Shinhan Sekuritas Indonesia Adra Wijasena, melansir Bloomberg.
Untuk itu, Bank Indonesia memperingatkan penghindaran risiko oleh investor mungkin terus berlanjut di tengah situasi tarif Amerika Serikat yang masih berubah-ubah.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan negara tetangga, Thailand. Di mana pasar obligasi negara tersebut justru mengalami arus masuk (inflow) bulanan sebesar US$2 miliar sejak lebih dari tiga tahun usai pengumuman prospek pemangkasan suku bunga, penguatan baht, dan harga emas naik.
Sedangkan Malaysia mencatat investasi luar negeri sebesar US$690 juta dalam obligasi pemerintah konvensional pada kuartal pertama.