PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD3 juta pada 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Lotte Chemical, Calvin Wiryapranata menjelaskan, alokasikan capex pada tahun ini lebih rendah karena sepanjang dua tahun sebelumnya, perseroan melakukan pemeliharaan besar (turnaround) pada fasilitas produksi.
“Capex tahun 2025 kita rencana sekitar USD3 juta. Jadi tidak terlalu besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena memang kita baru lakukan turnaround 2023 ya. Jadi kita sudah keluarkan capex yang besar sehingga tidak perlu keluarkan lagi,” ujar Calvin dalam Paparan Publik di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Sebagai informasi, pada 2024, FPNI mengalokasikan capex hingga USD9 juta, tiga kali lipat dari tahun ini. Sementara pada tahun sebelumnya, produsen polyethylene menetapkan capex USD13 juta meski tak terserap habis dan sebagian di-carry over pada tahun berikutnya.
Calvin menambahkan, hingga kuartal pertama 2025, realisasi capex baru mencapai USD538.000. “Ya, lebih kurang segini,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, proses pemeliharaan besar dan peremajaan fasilitas produksi perseroan membutuhkan biaya yang signifikan. Proses ini dibutuhkan untuk menjaga efisiensi dan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang.
Dengan minimnya kebutuhan investasi tambahan di 2025, Lotte Chemical bakal lebih fokus pada optimalisasi operasional dan efisiensi biaya, sambil menjaga kinerja bisnis di tengah dinamika industri petrokimia yang masih menantang.
Pendapatan Lotte Chemical mengalami penurunan sebesar 2,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari USD376,2 juta di 2023 menjadi USD368 juta di 2024. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya volume penjualan sebesar 5,9 persen yang berkontribusi signifikan terhadap kontraksi pendapatan.
Dampak penurunan pendapatan ini semakin terasa pada sisi profitabilitas. Laba usaha (operating profit) perusahaan anjlok drastis hingga 181 persen dari laba sebesar USD2,9 juta pada 2023 menjadi rugi operasional sebesar USD5,2 juta di 2024.
Sementara itu, rugi bersih perusahaan juga semakin dalam, dari USD0,4 juta di 2023 menjadi USD14,7 juta pada tahun 2024.