AI Chip Manufacturing Hambat Kemajuan Iklim di Asia Timur

20 Jun 2025 | Penulis: andika.news

AI Chip Manufacturing Hambat Kemajuan Iklim di Asia Timur

Permintaan chip Artificial Intelligence (AI) yang melonjak menyebabkan konsumsi listrik untuk manufaktur chip di Asia Timur naik lebih dari 350% antara 2023 dan 2024, menurut laporan Greenpeace East Asia.

Negara Asia seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang menjadi pusat produksi chip, namun ketergantungan pada listrik berbasis bahan bakar fosil memperburuk emisi karbon dan mengancam target iklim kawasan.

Emisi dari produksi chip AI melonjak empat kali lipat menjadi 453.600 ton CO₂ ekuivalen pada 2024. Jika hal ini berlanjut, konsumsi listrik global untuk chip AI diperkirakan naik 170 kali lipat pada 2030, melampaui konsumsi listrik negara seperti Irlandia.

Lonjakan permintaan chip dan ekspansi kapasitas produksi mendorong negara-negara di Asia Timur membuka lebih banyak pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Sementara beberapa produsen chip seperti TSMC mulai beralih ke energi terbarukan, transisinya masih sangat lambat.

Greenpeace mendesak perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Microsoft, Meta, dan Google untuk mendorong pemasok mereka menggunakan energi terbarukan dan menargetkan rantai pasok 100% hijau pada 2030.


Komentar