Jakarta PACMANNEWS.COM - Kehadiran Presiden Prabowo Subianto sebagai pembicara utama di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 Rusia yang dijadwalkan pada Jumat, menyoroti kepemimpinan Indonesia di panggung global, kata seorang legislator.
Dalam sambutannya pada Kamis mengenai partisipasi Prabowo, Farah Puteri Nahlia menyatakan bahwa forum tersebut dapat memberikan momentum untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang stabil secara politik dengan prospek ekonomi yang kuat.
Nahlia, anggota Komisi I DPR, menekankan bahwa peran presiden sebagai pembicara utama di SPIEF lebih dari sekadar sumber kebanggaan nasional.
Dia percaya bahwa forum tersebut, yang dianggap sebagai salah satu acara bisnis terbesar dan terpenting di dunia, juga merupakan kesempatan emas bagi pemerintah Indonesia untuk memperkuat daya tawarnya.
Nahlia, yang mewakili komisi DPR yang membidangi pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, dan komunikasi, menjelaskan bahwa daya tawar ini melampaui perdagangan dan investasi hingga mencakup diplomasi multilateral.
Bahasa Indonesia: Ia menegaskan bahwa kehadiran Presiden Prabowo di SPIEF 2025, sebagai tanggapan atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin, menggarisbawahi posisi strategis Indonesia di panggung global.
Prabowo dan rombongan tiba sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Sebelum kedatangannya, Menteri Luar Negeri Sugiono dan mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, telah bertemu di Moskow pada hari Selasa.
Dalam pertemuan bilateral mereka, kedua menteri luar negeri membahas upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat kemitraan strategis, menurut pernyataan pers dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, yang diadakan setiap tahun sejak 1997, bertujuan untuk membantu Rusia, pasar berkembang, dan dunia mengatasi tantangan ekonomi saat ini.
Tahun lalu, lebih dari 21.800 peserta dari 139 negara menghadiri acara SPIEF baik dalam format langsung maupun virtual, yang menghasilkan penandatanganan 1.073 perjanjian senilai sekitar RUB 6,5 triliun (US$82,8 miliar), menurut situs web forum tersebut.