International Monetary Fund (IMF) menyebut Indonesia menduduki posisi kedua dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia setelah China, yakni sekitar 7,28 juta orang. Angka tersebut juga membuat Indonesia menduduki peringkat pertama dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara.
Proyeksi tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 2025 mencapai 5%, meningkat dari 4,9% pada tahun 2024, dan diperkirakan akan naik menjadi 5,1% pada tahun 2026. Di sisi lain, tingkat pengangguran di China diprediksi akan meningkat jadi 5,1% pada 2024-2026.
Sementara itu, data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2025 menyebut bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT), turun 0,06% dibandingkan TPT pada Februari 2024 menjadi 4,76%.
Generasi Z, orang yang lahir di tahun 1997-2025, jadi yang paling terdampak dengan sekitar 70% pengangguran di Indonesia per Agustus 2024. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyebutkan angka pengangguran tertinggi di Indonesia terdapat pada kelompok usia 19-24 tahun.
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencatat angka pengangguran tertinggi, disusul oleh lulusan SMA, SD, Diploma, dan Sarjana. Yassierli menyebut tingginya angka pengangguran ini salah satunya karena ketidaksesuaian jurusan yang dipilih.