Harga Bitcoin Stabil Naik Meski Timur Tengah Sedang Perang

18 Jun 2025 | Penulis: Fastnews

Harga Bitcoin Stabil Naik Meski Timur Tengah Sedang Perang

Pacmannews – Bitcoin (BTC) kembali menembus level US$ 108.000 pada hari Senin setelah sempat menguji dukungan di US$ 104.000 selama akhir pekan. Lonjakan harga ini terjadi seiring meletusnya konflik di Timur Tengah dan turunnya ekspektasi investor terhadap pemangkasan suku bunga di Amerika, sebuah kombinasi yang memperkuat kepercayaan pasar pada potensi kenaikan harga Bitcoin lebih lanjut.

Meskipun kondisi sosial ekonomi global memburuk, data derivatif menunjukkan ketahanan pasar kripto. Melansir dari cointelegraph.com, premi Bitcoin futures naik ke 5 persen, yang dianggap sebagai level netral. Kontrak bulanan seperti ini biasanya diperdagangkan pada premi 5-10 persen untuk mencerminkan jangka waktu penyelesaian yang lebih panjang.

Kendati angka ini sedikit di bawah premi 8 persen yang tercatat pada akhir Mei, pasar nyaris tidak bereaksi saat BTC menguji US$ 101.000 pada 5 Juni, tanda bahwa ketahanan tetap kuat.

Selain itu, ETF spot Bitcoin yang terdaftar di Amerika mencatat arus masuk bersih sebesar US$ 301,7 juta pada Jumat lalu. Pada hari Senin, perusahaan Strategy mengumumkan pembelian tambahan senilai US$ 1,05 miliar dalam bentuk BTC, yang turut meredam kekhawatiran pasar terhadap resiko resesi dan ketegangan geopolitik, khususnya keterlibatan Iran, salah satu produsen minyak terbesar dunia.

Harga minyak sempat melonjak tajam pada hari Minggu, dengan kontrak WTI menyentuh US$ 78 sebelum kembali turun ke sekitar US$ 71,50 per barel pada hari Senin. Penurunan ini beriringan dengan kenaikan 1,5 persen pada futures Nasdaq, yang menurut laporan Yahoo Finance, mencerminkan harapan akan meredanya ketegangan geopolitik.

Meskipun sinyal pasar tampak positif, jalan menuju US$ 110.000 diperkirakan tidak mudah. Phillippe Gijsels, Chief Strategy Officer di BNP Paribas Fortis, memperingatkan bahwa reaksi pasar sangat moderat, jadi masih ada ruang untuk kekecewaan jika situasi memburuk.

Ancaman terhadap reli BTC juga datang dari ekspektasi inflasi yang meningkat, yang membuat peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed makin kecil. Menurut CME FEDWatch, probabilitas suku bunga di atas 4 persen hingga November kini berada di 63 persen, naik dari 56 persen sebulan lalu.

Namun, kepercayaan pasar terhadap BTC tetap menguat, terlihat dari metrik opsi Bitcoin. Delta skew 25 persen, yang mengukur permintaan put vs call, turun dari 6 persen (bearish) pada hari Minggu ke 1 persen (netral) pada hari Senin. Penurunan ini menunjukkan turunnya minat terhadap opsi pelindung (put) di tengah pasar yang lebih tenang.

Dengan harga saat ini hanya 4 persen di bawah rekor tertinggi US$ 111.965 yang tercapai pada 22 Mei, dan metrik derivatif tetap netral, lingkungan pasar saat ini cenderung mendukung kelanjutan tren bullish. Para bear sejauh ini gagal memicu kepanikan, meski ketegangan geopolitik dan resiko resesi global meningkat.

Menurut Ed Yardeni dari Yardeni Research, Presiden AS Donald Trump juga belum menunjukkan sinyal akan mengakhiri perang dagang. Ini artinya, ketidakpastian tarif masih menjadi faktor utama dalam prospek jangka pendek Bitcoin.


Komentar